
Jakarta, 19 Juni 2025 — Kesehatan bukan hanya urusan duniawi dalam Islam, tetapi juga bagian dari ibadah. Dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW, umat Islam dianjurkan untuk menjaga tubuh karena jasmani yang kuat menunjang spiritualitas yang kuat pula. Dengan makin meningkatnya kesadaran kesehatan di kalangan umat Islam, berbagai penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam sejak dulu telah mendukung pola hidup yang sehat dan seimbang.
suasana keluarga saat berbuka puasa image generate by chatgpt
1. Puasa Ramadan dan Kesehatan Metabolik
Salah satu ajaran Islam yang paling dikenal secara global adalah puasa Ramadan. Selain sebagai ibadah tahunan, puasa ternyata memberikan dampak positif pada kesehatan. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (2023), puasa selama bulan Ramadan dapat membantu menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, serta menurunkan berat badan dan kadar kolesterol jahat (LDL).
Dr. Aiman Hadi, spesialis gizi klinis, menjelaskan bahwa puasa yang dilakukan secara teratur dengan pola makan seimbang dapat mencegah obesitas dan risiko diabetes tipe 2. “Puasa ala Islam bukan hanya menahan lapar, tapi juga melatih kontrol diri terhadap konsumsi makanan berlebih. Ini sangat berdampak bagi metabolisme tubuh,” ujarnya.
2. Konsep Keseimbangan dalam Konsumsi
Al-Qur’an dalam Surah Al-A’raf ayat 31 menyatakan: “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Ayat ini menjadi dasar prinsip diet seimbang dalam Islam. Dalam praktiknya, umat Muslim dianjurkan untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi: mengutamakan yang halal, thayyib (baik dan sehat), dan menjauhi makanan yang berbahaya atau mengandung zat adiktif.
Ahli gizi dari Universitas Indonesia, Nuraini Harahap, menekankan pentingnya konsumsi makanan berserat, protein nabati, dan air putih sebagai gaya hidup Islami yang menunjang kesehatan jangka panjang.
3. Gaya Hidup Aktif: Sunnah yang Terlupakan
Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang sangat aktif. Beliau berjalan kaki, menunggang kuda, memanah, dan bahkan melakukan latihan fisik dalam berbagai bentuk. Sayangnya, gaya hidup modern membuat banyak Muslim menjadi kurang bergerak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lebih dari 25% populasi dunia mengalami kurang aktivitas fisik, yang menjadi pemicu utama penyakit jantung dan hipertensi. Islam sejak dahulu telah menganjurkan tubuh yang kuat, sebagaimana hadis Nabi: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah…” (HR. Muslim).
4. Kebersihan dan Pencegahan Penyakit
Islam menempatkan kebersihan sebagai sebagian dari iman. Wudhu yang dilakukan lima kali sehari sebelum salat tidak hanya memiliki fungsi spiritual, tetapi juga higienis. Penelitian menunjukkan bahwa mencuci tangan dan wajah secara rutin dapat mengurangi risiko penyakit infeksi, terutama pernapasan dan kulit.
Selain itu, praktik seperti memotong kuku, menyikat gigi dengan siwak, dan mandi wajib telah terbukti secara ilmiah mampu mencegah penyebaran bakteri dan virus.
5. Kesehatan Mental: Spiritualitas sebagai Terapi
Dalam Islam, kesehatan mental sangat diperhatikan. Ibadah seperti salat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan doa bukan hanya ritual, tetapi juga terapi psikologis. Menurut sebuah studi dari Qatar University tahun 2022, individu yang rutin beribadah menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah dan ketahanan emosional yang lebih baik dalam menghadapi tekanan hidup.
Psikolog klinis Muslimah, Dr. Siti Marwah, menyebutkan bahwa pendekatan spiritual sangat efektif dalam terapi pasien Muslim. “Mereka merasa lebih tenang, lebih terarah, dan memiliki makna hidup yang kuat saat kembali kepada nilai-nilai Islam,” katanya.
6. Islam dan Etika Medis
Islam juga memiliki prinsip etika medis yang komprehensif. Dalam kondisi tertentu, Islam membolehkan seseorang tidak menjalankan puasa jika mengancam kesehatannya—seperti lansia, ibu hamil, penderita penyakit kronis. Hal ini sejalan dengan prinsip maqasid syariah, yaitu menjaga jiwa (hifzh al-nafs).
Selain itu, dalam hal pengobatan, umat Islam didorong untuk mencari ilmu kedokteran yang halal dan berdasarkan bukti ilmiah, bukan hanya berdasarkan keyakinan atau mitos.
Kesimpulan
Kesehatan dalam Islam bukan sekadar gaya hidup, melainkan bagian dari ibadah. Dari puasa, pola makan, kebersihan, hingga manajemen stres, Islam telah menyediakan pedoman yang sesuai dengan prinsip-prinsip medis modern. Dengan kembali kepada nilai-nilai Islam yang autentik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim dapat hidup lebih sehat, lebih seimbang, dan lebih bermakna.