
Kota Malang, Jawa Timur, menjadi destinasi kedua dalam rangkaian safari dakwah Dr Zakir Naik Visit Indonesia 2025. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 10 Juli 2025, di Stadion Gajayana. Meski sempat menuai penolakan dari sebagian pihak, panitia memastikan kegiatan tetap berjalan sesuai rencana.
Ketua panitia, Dondy Tan, mengakui bahwa muncul penolakan terhadap kehadiran Zakir Naik di Malang. Ia menduga hal ini berakar dari anggapan sebagian orang bahwa pendakwah asal India itu merupakan sosok yang kontroversial.
“Barangkali ada kekhawatiran, karena beliau dianggap kontroversial. Tapi, kalau kita simak isi ceramahnya, tidak ada yang menjelekkan agama lain atau menyebarkan kebencian,” ujar Dondy usai mendampingi Zakir Naik dalam acara dakwah di UMS, Surakarta, Rabu dini hari, 9 Juli 2025.
Dakwah Damai dan Terbuka untuk Semua
Dondy, yang juga pembina Yayasan Garda Mualaf Indonesia, menegaskan bahwa ceramah yang disampaikan Zakir Naik bersifat terbuka dan damai. Menurutnya, setiap orang berhak menjalankan keyakinannya sesuai jaminan konstitusi, merujuk pada Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945.
“Dakwah ini tidak melanggar hukum. Negara kita menjamin hak setiap warga untuk memeluk dan menjalankan agama atau kepercayaannya,” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa acara dakwah tersebut terbuka bagi siapa pun, termasuk non-Muslim. Bahkan, mereka diperbolehkan bertanya langsung jika ingin mengetahui pandangan Islam terhadap suatu hal.
“Ini bukan dakwah yang memaksa. Tidak ada ajakan untuk pindah agama. Kita hanya menjawab pertanyaan dari mereka yang ingin tahu,” ujarnya.
Komunikasi dan Respons dari Pihak Berwajib
Menanggapi penolakan di Malang, panitia menyatakan telah melakukan komunikasi dengan sejumlah pihak lokal dalam dua hari terakhir. Upaya ini bertujuan untuk meredakan ketegangan dan mencari titik temu.
“Tim kami di Malang sudah membuka dialog, dan alhamdulillah, responsnya mulai positif,” kata Dondy.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada aparat dan pihak-pihak seperti Forkopimda, FKUB, dan sejumlah ormas Islam yang turut membantu menjembatani komunikasi.
“Kami ingin sampaikan bahwa ini adalah dakwah damai, bukan untuk mencari lawan atau memicu konflik,” tegasnya.
Dondy mengajak semua pihak untuk tetap menjunjung kedewasaan, toleransi, dan semangat hidup berdampingan dalam perbedaan. Ia berharap safari dakwah ini dapat memperkuat ukhuwah dan membangun pemahaman antarumat beragama, bukan sebaliknya.