IslamicwritingsMenteri Agama, Nasaruddin Umar, mengungkapkan rencana besar untuk mengoptimalkan peran sekitar 800 ribu masjid di Indonesia sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Menurutnya, masjid memiliki potensi luar biasa yang selama ini belum tergarap secara maksimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.

Hal ini disampaikan Nasaruddin dalam acara Peluncuran SGIE Report 2024/2025 yang digelar di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat.

“Salah satu potensi yang belum tergarap dengan baik adalah masjid. Ada sekitar 800 ribu masjid di seluruh Indonesia,” ujar Nasaruddin.

Mencontoh Masjid Istiqlal dan Masjid Nabi

Sebagai contoh, ia menyebut Masjid Istiqlal di Jakarta yang kini sudah mulai dimanfaatkan sebagai tempat masyarakat membeli kebutuhan pokok. Menurutnya, model seperti ini bisa menjadi cikal bakal ekosistem ekonomi baru berbasis masjid.

“Jika sistem ini dikembangkan dengan baik, bukan tidak mungkin ke depan minimarket bisa tergantikan oleh sistem ekonomi yang terbangun dari masjid-masjid,” tambahnya.

Untuk mewujudkan gagasan ini, Nasaruddin mengajak berbagai elemen bangsa untuk terlibat, termasuk kalangan intelektual dan organisasi seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Ia menekankan bahwa bukan hanya masjid, tetapi juga musala dan langgar memiliki potensi untuk berperan dalam membangun ekonomi umat.

Menghidupkan Kembali Semangat Ekonomi Masjid ala Rasulullah

Lebih lanjut, Nasaruddin menyinggung bagaimana masjid pada masa Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat sosial, pendidikan, dan ekonomi. Ia menceritakan bahwa menara masjid di masa Nabi bukan sekadar tempat mengumandangkan azan, tapi juga alat untuk memantau kondisi sosial masyarakat.

“Menara masjid itu digunakan untuk melihat rumah-rumah warga mana yang tidak ada asap dapurnya. Itu bagian dari fungsi sosial masjid dalam menyejahterakan masyarakat,” jelasnya.

Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin menilai jika seluruh masjid di Indonesia digerakkan secara sistematis untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi dan sosial, dampaknya akan sangat besar.

“Bayangkan kalau seluruh masjid digerakkan seperti masjid di zaman Rasulullah. Ini akan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat dahsyat karena masjid berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat,” tegasnya.

Rencana ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif yang berbasis komunitas, sekaligus memperkuat peran masjid sebagai sentra peradaban umat.